Kaulah matahari senja yang selalu kurindu
Bila matahari mulai rebah dalam pelukan bumi
Sekeping hati yang kukirim lewat asa
Apakah sampai padamu?
Lidahku kelu untuk mengais butir-butir hujan
Yang tercecer merangkai menjadi seuntai puisi
Itu kupersambahkan kepadamu
Dengar bisikku sayang
Walau waktu tak mempertemukan kita
Tapi puisi yang aku petik dari pecahan hujan
Dapatlah menjadi tanda hati
Meski ku tahu ini tak berarti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar